5 Penyebab Sakit Leher yang Biasa Terjadi

Rasa sakit di leher biasanya datang ketika bangun tidur atau ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Hal itu bisa disebabkan beberapa faktor. Berikut 5 alasan kenapa Anda bisa mendapati rasa sakit di leher.

1. Cemas
Leher kaku bisa ditimbulkan dari rasa cemas atau khawatir. Rasa sakit timbul ketika tubuh tegang karena cemas. Hal itu bisa diobati dengan cara latihan pernapasan, yoga, atau meditasi untuk membantu lebih santai. Namun jika masih kurang, kunjungi ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat.

2. Salahkan Bantal
Ketegangan otot levator skapula yang menjalar di sisi leher ke bahu merupakan salah satu penyebab paling umum sakit leher. Kebanyakan kasus disebabkan oleh tidur dalam posisi kurang nyaman. Hal itu dapat dihindari dengan memastikan menggunakan bantal yang baik. Ketinggian bantal lebih dari dari empat inch bisa menjadi penyebabnya.

3. Bermain Ponsel dengan Bungkuk
Bermain ponsel atau tablet dengan posisi bungkuk untuk jangka waktu panjang dapat menyebabkan sindrom berlebihan yang dikenal sebagai text-neck. Memiringkan kepala kedepan memaksa otot tendon dan ligamen menahan beban kepala. Hal itu juga bisa didapati pada pekerja kantor dengan posisi duduk yang salah.

4. Memiliki Infeksi
Sakit di leher juga bisa disebabkan banyaknya kelenjar getah bening di sekitar leher ketika tubuh sedang memerangi virus. Kelenjar getah bening menjadi sangat aktif dan bahkan bisa menimbulkan pembengkakan serta rasa sakit.

5. Tulang Belakang Kering
Tulang belakang leher terdiri atas tujuh ruas tulang yang dipisahkan cakram. Saat lahir, cakram itu mengandung 80 persen air tetapi mengering seiring berjalannya waktu dan sebagai hasilnya, leher menjadi lebih kaku serta rentan terhadap robekan.

Bagaimana solusinya? Jika memang anda sering sakit atau nyeri pada leher, gunakan alat terapi kesehatan tulang leher Luvina. Alat ini dapat membantu menormalkan struktur leher & menjaganya agar tetap sehat, membantu meringankan pengapuran ligamen, membantu memperlancar peredaran darah, membantu melepaskan nyeri akibat penekanan saraf, melepas ketegangan, mencegah bungkuk, serta merangsang pertumbuhan tinggi tubuh bagi remaja yang dalam masa pertumbuhan.

Teknologi Lampu LED Bisa Hemat Ongkos Budidaya Krisan

Krisan tergolong tanaman berhari pendek fakultatif. Tanaman krisan membutuhkan periode cahaya (day length) lebih dari batas kritisnya yaitu 14 jam guna memenuhi pertumbuhan vegetatif.

Kebutuhan periode cahaya untuk budidaya krisan di daerah tropis seperti Indonesia tidak dapat dipenuhi oleh cahaya matahari alami (neutral day length) yang lamanya rata-rata kurang dari 12 jam sehari. Penambahan cahaya perlu dilakukan dengan pencahayaan buatan dari lampu listrik di malam hari selama 4 jam/hari dengan intensitas pencahayaan optimal berkisar 70-100 lux. Untuk itu, teknologi budidaya krisan hemat sumber energi sangat diperlukan untuk mengurangi biaya.

Seiring dengan kemajuan teknologi lampu penerangan, sumber pencahayaan dari lampu LED memberikan alternatif sebagai lampu hemat energi yang juga mempunyai usia pakai lebih lama. Penggunaan lampu LED merupakan terobosan di bidang teknologi penambahan pencahayaan dalam budidaya krisan.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan varietas Puspita Nusantara dengan lampu LED 11 watt murah sama dengan tanaman dengan lampu fluorescent 23 watt. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan lampu LED mempunyai hasil yang sama dengan lampu flourescent apabila tarif dasar listrik (TDL) yang digunakan termasuk golongan R-l dengan tarif Rp 1.496/KWH.

Untuk satu buah lampu yang menyala 4 jam/hari selama 30 hari, biaya pemakaian listrik jenis lampu fluorescent 23 watt lebih kurang Rp 4.128. Sedangkan biaya untuk jenis lampu LED 11 watt lebih kurang Rp 2.303. Dihitung dari biaya penambahan panjang hari, maka penggunaan lampu LED 11 watt lebih efisien 50-55% dibandingkan dengan lampu flourescent 23 watt.